Mortir PD II Meledak Di Aru Selatan, 1 Orang Meninggal

ilustrasi
Dobo, Malukupost.com - Salomi Tulanem/Gardjalay, wanita berusia 50 tahun di Desa Ngaibor, Kecamatan Aru Selatan, Kabupaten Kepulauan Aru dilaporkan meninggal dunia akibat terkena serpihan mortir peninggalan Perang Dunia (PD) II yang meledak sedangkan 2 orang lainnya menderita luka-luka.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Malukupost dari warga Kepulauan Aru, Jumat (14/7), menyebutkan ibu rumah tangga tersebut menggunakan mortir yang sudah menjadi besi tua untuk membuat tungku sebagai tempat memasak.

Menurut kerabat korban, Ely Karatem saat dikonfirmasi, mengatakan mortir tersebut ditemukan oleh korban sudah hampir lebih dua tahun dan diletakkan di belakang rumah korban.

“Korban mungkin menyangka bahwa mortir tersebut tidak lagi aktif, sehingga digunakan sebagai penyangga alat masak tersebut,” ungkap karatem

Sementara Frengky Farpanase, salah satu warga Aru mengatakan biasanya warga menggunakan tiga buah batu untuk meletakkan panci atau kuali dan memasak, dan kebetulan korban menyangka bom mortir peninggalan PD II ini tidak lagi aktif sehingga dijadikan tungku.

Kabid Humas Polda Maluku, AKBP Richard Tatuh membenarkan adanya peristiwa ledakan bom mortir di Desa Ngaibor pada Kamis, (13/7) sekitar pukul 11.00 WIT.

"Kami juga sudah dikonfirmasi sejumlah media namun laporan rinci mengenai kejadian itu dari Polres Kepulauan Aru masih diproses," kata Kabid Humas.

Sementara Kapolres Kepulauan Aru, AKBP Adolp Bormasa yang dihubungi secara terpisah mengakui belum bisa memberikan keterangan rinci termasuk jumlah korban jiwa yang tewas atau luka-luka, sebab masih berada di lokasi kejadian untuk mengumpulkan data.

"Anak buah masih berada di lapangan untuk mengecek kronologis kejadian, jadi untuk sementara belum ada penjelasan rinci," ujarnya singkat.

Desa Ngaibor dan beberapa desa lain di pesisir selatan Kepulauan Aru yang memiliki teluk Marfenfen yang sangat panjang dan strategis untuk wilayah pertanahan sehingga pernah dipakai bala tentara Jepang dalam PD II sebagai basis pertahanan.

Buktinya, di sekitar kawasan itu masih terdapat bekas lapangan terbang yang pernah dibangun tentara Jepang, ada markas militer, serta rongsokan mobil-mobil truk tua yang biasa dipakai mengangkut pasukan atau persenjataan dan perbekalan perang. (MP-16)

Subscribe to receive free email updates: