"Terjadi inflasi sebesar itu mengakibatkan Kota Tual menduduki rangking tertinggi dari 79 kota yang mengalami inflasi, sedangkan inflasi terendah di Kota Merauke sebesar 0,12 persen dengan IHK 135,57," kata Kepala BPS Provinsi Maluku, Dumangar Hutauruk,di Ambon, Senin (3/7).
Deflasi tertinggi terjadi di Kota Singaraja sebesar 0,64 persen dengan IHK 136,45 dan terendah di Denpasar 0,01 persen dengan IHK 125,57.
Dumangar menjelaskan, Inflasi 4,48 persen yang mengakibatkan Kota Tual tertinggi itu terjadi pada semua kelompok pengeluaran. Inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 9,05 persen dan terendah kelompok kesehatan 0,14 persen.
Inflasi di Kota Tual terjadi karena adanya kenaikan IHK pada semua kelompok pengeluaran yakni bahan makanan sebesar 9,05 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,89 persen serta perumahan, listrik, gas, air, dan bahan bakar sebesar 1,56 persen.
Kelompok sandang sebesar 1,11 persen, kesehatan 0,14 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,22 persen serta transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 4,76 persen.
Sedangkan komoditas yang menyumbang terjadi inflasi di Kota Tual adalah ikan layang, ikan cakalang, ikan ekor kuning, angkutan udara dan ikan kakap putih.
Komunitas yang dominan menyumbang deflasi yakni daun singklong, ikan teri, ikan tembang, nangka muda dan bawang merah.
Dumangar mengatakan, dari 82 kota IHK di Indonesia tercatat 79 kota mengalami inflasi dan tiga kota lainnya deflasi.
Inflasi bulanan, tahun kalender maupun tahun ke tahun Kota Tual masing - maisng menduduki peringkat pertama.
"Inflasi tahun kalender Kota Tual Juni 2017 sebesar 7,69 persen, dan inflasi tahun ke tahun (Juni 2017 terhadap Juni 2016) sebesar 9,67 persen," ujarnya. (MP-3)