BMKG Himbau Masyarakat Waspadai Gelombang Tinggi Wilayah Selatan Maluku

Ambon, Malukupost.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pattimura Ambon mengimbau masyarakat agar mewaspadai gelombang tinggi 2,5 - 4 meter berpeluang terjadi di wilayah Selatan Maluku. Prakirawan BMKG Stasiun Pattimura Ambon, Yohana Rottie, di Ambon, Jumat (30/6), mengatakan, gelombang tinggi itu berpeluang terjadi di Kepulauan Aru, laut Arafura, perairan Selatan Kepulauan Kai, perairan Tanimbar dan perairan Kepulauan Sermata.
Ambon, Malukupost.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pattimura Ambon mengimbau masyarakat agar mewaspadai gelombang tinggi 2,5 - 4 meter berpeluang terjadi di wilayah Selatan Maluku.

Prakirawan BMKG Stasiun Pattimura Ambon, Yohana Rottie, di Ambon, Jumat (30/6), mengatakan, gelombang tinggi itu berpeluang terjadi di Kepulauan Aru, laut Arafura, perairan Selatan Kepulauan Kai, perairan Tanimbar dan perairan Kepulauan Sermata.

Selain itu, perairan Selatan Kepulauan Kai dan laut Banda bagian Selatan.

"Sebagian besar wilayah itu berada wilayah perbatasan, baik dengan Australia maupun Timor Leste," ujarnya.

Karena itu, masyarakat, terutama para nelayan yang hendak menangkap ikan jangan memaksakan diri melaut hanya dengan mengandalkan armada tradisional.

"Armada tradisional berupa perahu kecil tidak kuat menahan gempuran ombak empat meter sehingga lebih baik mengantisipasi kemungkinan terjadinya musibah laut," kata Yohana.

Imbauan tersebut telah diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku maupun sembilan kabupaten dan dua kota.

Begitu pun, kepada para Bupati maupun Wali Kota se- Maluku agar mengingatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis agar memperhatikan peringatan dini dari BMKG.

Disinggung tinggi gelombang di daerah lain, dia menjelaskan, mencapai 2,5 meter berpeluang terjadi di perairan Selatan Ambon maupun laut Banda bagian Utara.

Umumnya angin bertiup dari arah Timur Laut - Tenggara dengan kecepatan tertinggi 25 knot atau 50 KM/jam.

Apalagi, sebagian besar wilayah di Maluku kondisi cuacanya hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.

"Jadi dalam kondisi cuaca ekstrim, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru," tandasnya.

Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan. (MP-5)

Subscribe to receive free email updates: