"Pembangunan jalan aspal itu merupakan salah satu proyek tahun 2016, memang dirasakan kondisinya kurang bagus," katanya di Langgur, ibu kota kabupaten Malra, Rabu (5/4).
Ia mengakui pihaknya sudah memanggil kontraktor proyek tersebut.
"Kami panggil PPK dan rekanannya, serta pengawas untuk klarifikasi, dan memang diakui oleh pihak rekanan," katanya.
Menurut Ana, setelah dilakukan analisa, ternyata fisik lapisan bawah jalan tidak stabil karena berlumpur. Seharusnya, beberapa titik berlumpur atau labil itu dikeruk dulu, kemudian dilakukan sirtu, barulah pengerasan dan pengaspalan.
Karena lapisan bawahnya labil, jalan tersebut pun bergelombang akibat tidak mampu menahan beban kendaraan.
Pihak rekanan beralasan bahwa jalan baru selesai dikerjakan dan aspalnya masih panas telah dilalui kendaraan, padahal seharusnya ditutup dulu untuk sementara hingga betul-betul mengeras.
"Selaku SKPD terkait, kami minta rekanan memperbaiki dan menyelesaikannya sesuai spesifikasi, dan mereka berjanji akan melaksanakannya dalam sisa waktu pemeliharaan selama dua bulan.
Proyek pembangunan ruas jalan aspal dari Desa Semawi, Desa Warwut sampai Desa Ohoider tersebut anggarannya Rp2 miliar lebih. (MP-5)