Stephen Hawking, Tentang Tuhan dan Kehidupan

BLOKBERITA -- Hari Minggu (8/1/2017) bertepatan dengan 75 tahun Stephen Hawking. Sebagai manusia yang menderita penyakit langka, Amyothrophy Lateral Sclerosis (ALS), Hawking fenomenal karena bisa bertahan hidup lama dan menghasilkan karya yang berdampak besar.

Meneliti kosmologi, menulis beragam buku seperti "A Brief History of Time" dan "The Universe in a Nutshell", serta hadir di sejumlah acara publik, Hawking banyak berbagi kisah hidupnya dan memberikan kata-kata yang menginspirasi.

Salah satu kata-katanya mungkin bisa menjadi nasihat bagi putra-putri Anda. Jurnalis ABC, Diane Sawyer, pada Juni 2010 pernah menanyakan tentang apa yang ingin dikatakan Hawking pada generasi muda yang kini menghadapi masalah yang lebih kompleks.

Ia mengatakan, "Satu, ingat untuk selalu melihat bintang dan tidak ke kakimu. Dua, jangan menyerah dalam bekerja. Pekerjaan memberimu arti dan tujuan, hidup tak akan berarti tanpanya. Tiga, jika kamu beruntung menemukan cinta, ingat, cinta ada di sana dan jangan sia-siakan."

Dalam buku "Stephen Hawking: My Brief History" yang terbit tahun 2013, Hawking memberikan nasihat pada orang dengan keterbatasan fisik secara khusus, dan juga manusia secara umum yang tak satu pun sempurna.

" Saya percaya orang dengan keterbatasan seharusnya berkonsentrasi melakukan yang tetap bisa dikerjakan dengan kursi roda dan tidak menyesali hal lain yang tidak bisa dilakukan," katanya. Dengan kata lain, jangan menyesal karena memiliki kelemahan tetapi fokus mengembangkan diri dengan apa yang dimiliki.

Hawking juga mengajari untuk pantang menyerah. Sesaat setelah peluncuran "A Brief History of Time", Hawking mengatakan, "Jadilah orang yang selalu bertanya. Sesulit apa pun hidup, akan selalu ada sesuatu yang bisa kamu kerjakan dan mengantarkan pada keberhasilan. Penting bagimu untuk tidak menyerah."

Menderita ALS sejak usia 21 tahun dan sempat divonis hanya bisa bertahan selama 2 tahun, Hawking hidup dengan bayang-bayang kematian. Namun, ia ternyata tak takut kematian.

" Saya telah hidup dengan prospek mati lebih awal selama 49 tahun. Saya tidak takut kematian. Namun, saya juga tidak ingin mati dengan cepat. Ada banyak hal yang ingin saya lakukan dalam hidup saya," ujarnya. Hawking tidak percaya hidup setelah mati. Ia mengatakan, "Kehidupan setelah mati hanya untuk orang yang takut kegelapan."

Hawking yang "berbeda" dengan manusia umumnya karena keterbatasannya juga punya kutipan yang mengajak untuk tidak mendiskriminasi. "Kita semua berbeda. Tidak ada yang bisa disebut sebagai standar manusia. Namun kita semua berbagi semangat kemanusiaan yang sama."

Hawking mengajak manusia untuk sadar tantangan masa depan. Itu diutarakan lewat tulisannya di The Guardian pada 1 Desember 2016 lalu.

" Kita sekarang memiliki teknologi untuk menghancurkan planet kita tetapi belum mengembangkan teknologi untuk lari. Dalam ratusan tahun ke depan, kita mungkin bisa mengolonisasi area bintang lain, tetapi sekarang kita hanya punya satu planet, dan kita perlu bekerja sama untuk melindungi. Untuk melakukannya, kita perlu mengahncurkan sekat-sekat, bukan malah menambah," ujarnya.

Selain kata-kata yang menginspirasi, Hawking juga kerap mengungkapkan pandangannya yang kontroversial, terutama tentang Tuhan.

Hawking mengatakan, "Saat orang bertanya apakah Tuhan menciptakan alam semesta, saya mengatakan bahwa pertanyaan itu tak masuk akal. Waktu tak eksis sebelum big bang, jadi tak ada waktu bagi Tuhan untuk menciptakan semesta."

Hawking juga pernah ditanya tentang cara rekonsiliasi sains dan agama. Tapi ia malah mengatakan, "Ada perbedaan mendasar antara agama yang berbasis kekuasaan dan sains yang berbasis observasi. Sains akan menag karena bisa bekerja." (bmw/kmps)

Subscribe to receive free email updates: