Menurut Assagaff, setiap tahun kemiskinan Maluku mengalami penurunan dan peningkatan, dari sebelumnya 18 persen naik menjadi 19 persen, dan kembali turun menjadi 18 persen.
“Saya yakin tahun depan kita bisa menurunkan sampai 16 persen,”ujarnya di Ambon, Kamis (10/11).
Dijelaskan Assagaff, untuk menindaklanjuti hal itu pihaknya akan menggerakkan beberapa sektor yang mempunyai andil dalam menurunkan tingkat kemiskinan, antara lain perikanan, pertanian, Pekerjaan Umum (PU), koperasi, badan pemberdayaan masyarakat. Dengan memberikan bantuan langsung kepada masyarakat yang benar-benar tergolong miskin.
Untuk itu, Lanjut Assagaff kedepan bantuan yang akan diberikan harus sesuai by name by address, mengingat data kemiskinan sudah ada di seluruh daerah.
“Saya minta kepada kepala dinas, jika turun ke daerah untuk memberikan bantuan harus tepat sasaran kepada orang miskin, bukan diberikan bagi orang-orang yang tidak tergolong miskin,”tandasnya.
Assagaff katakan, di tahun 2017 mendatang, Maluku diberikan bantuan sebanyak 5-6 rumah dari Kementrian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR). Dimana, bantuan harus diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan terutama masyarakat miskin.
“Jika kita kasih langsung maka enam indikator kemiskinan sudah bisa kita selesaikan,”ungkapnya.
Assagaff juga menyesalkan moratorium yang diberlakukan KKP, sehingga berdampak meningkatnya kemiskinan, mengingat cold store bahan baku yang tadinya penuh sekarang berkurang, tenaga kerja tadinya 300 tinggal 50.
“Kan kasihan mereka mau kemana, padahal ketika kena sensus mereka mengaku tidak kerja, miskin,”imbuhnya. (MP-7)