"Semangat rela berkorban hingga menyerahkan nyawa adalah sikap mulia yang ditinggalkan para pahlawan bagi penerus bangsa ini. Kerelaan berkorban ialah kerja emansipatoris, kerja pembebasan," katanya kepada wartawan, usai memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan di Saumlaki, ibu kota MTB, Kamis (10/11).
Tugas memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan 10 November 2016 itu menjadi yang terakhir dilakukan Bitsael sebagai kepala daerah MTB, karena masa tugasnya sebagai bupati untuk periode kedua akan berakhir pada April 2017.
Ia menjelaskan, yang perlu direnungkan secara mendalam adalah bahwa para pahlawan telah berjuang, mengorbankan tenaga, pikiran dab bahkan nyawa mereka untuk memerdekakan bangsa ini dari penjajahan bangsa asing.
"Maka, ketika kita merayakan Hari Pahlawan, intinya adalah kita harus menunjukkan sikap kerelawanan itu. Sebab, hanya dengan kerelawanan kita mampu mengatasi semua persoalan bangsa," katanya.
Menurut dia, Hari Pahlawan hendaknya tidak dirayakan semata, tetapi perlu dihayati makna dari peristiwa heroik tersebut.
Bitsael lebih jauh mengatakan, setiap kali memperingati Hari Pahlawan, dirinya selalu berpesan kepada para Aparatur Sipil Negara di negeri "Duan dan Lolat" itu untuk selalu mengutamakan kepentingan masyarakat yang majemuk dari pada pemikiran-pemikiran sempit.
"Sudah hampir sepuluh tahun saya menjadi Bupati MTB. Saya selalu mendorong ASN di daerah ini untuk meninggalkan cara berpikir sempit dan membiasakan diri untuk berpikir luas. Tinggalkan paham kampung, paham keluarga, lalu memandang Tanimbar secara keseluruhan," katanya.
Cara pandang demikian, lanjutnya, akan memudahkan ASN untuk melihat semua persoalan yang terjadi di setiap desa dan kecamatan sebagai persoalan bersama yang perlu diselesaikan tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan golongan. (MP-5)