Kunjungan yang dipimpin langsung oleh Area Manager Communication and Relation Pertamina MOR VIII, Taufikurachman merupakan rangkaian kegiatan " Media Gathering" Pertamina MOR VIII.
Menurut Taufikrachan, TBBM Manggis dipilih sebagai lokasi kunjungan karena TBBM tersebut merupakan salah satu objek vital nasional, dan merupakan titik pendistribusian untuk Pulau Bali dan Provinsi Nusa Tenggara Barat dan sebagian wilayah Nusa Tenggara Timur.
Rombongan media dari empat provinsi yakni Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat langsung diterima Office Head TBBM Manggis Zulkarnaen.
Sebelum memulai kunjungan ke wilayah penampungan dan penyaluran BBM, awak media terlebih dahulu dikumpulkan pada ruang rapat dan kemudian diberikan penjelasan terkait operasional TBBM Manggis dan sarana prasarana pada TBBM tersebut.
Office Head TBBM Manggis Zulkarnaen mengatakan, TBBM Manggis memiliki 19 tangki BBM dan 4 tangki LPG, serta 3 dermaga dengan luas area 17 hektare dengan penyaluran BBM 8400 KL/hari dan 55 unit mobil tanker untuk moda penyaluran darat. Sementara pada moda laut , dalam sebulan TBBM Manggis bisa melayani 54 bunker kapal dan mulai dioperasionalkan sejak 1996.
"Hingga saat ini TBBM Manggis tidak memiliki kendala yang signifikan dalam mendistribusi baik BBM maupun gas ke wilayah kerja TBBM Manggis. Akan tetapi pendistribusian BBM kadang terkendala dengan kondisi alam, oleh karena ada beberapa wilayah yang harus disalurkan melalui wilayah laut, sehingga ketika memasuki musim badai sekitar bulan Juni hingga Oktober kita memiliki sedikit kesulitan dalam mensuplay, namun kondisi tersebut dapat teratasi dengan baik sehingga tidak terjadi kelangkaan baik BBM maupun gas di masyarakat," jelasnya.
Dijelaskan Zulkarnaen, untuk Nusa Tenggara Barat perbulan TBBM Maggis mensuplay BBM sebanyak 40ribu kilo liter , sementara Nusa Tenggara Timur perbulan 10ribu KL, dan pada pulau Bali sendiri jumlah BBM yang disuplay mencapai 80ribu KL perbulan.
“Kemudian bagi pengsuplayan gas baru dilakukan pada sua pulau yakni pulau Bali dan pulau Lombok,” ungkapnya.
Zulkarnaen menambahkan, TBBM Manggis dalam pengoperasiannya telah mengutamakan safety rading sehingga belum pernah sekalipun terjadi zero insiden pada TBBM Manggis.
"Kami dalam menghadapi kondisi darurat di area TBBM Wayame, kami memiliki tim lengkap penanggulangan kebakaran. Namun untuk rutinitas setiap hari, hanya ditangani oleh pihak HSE dan terjamin keamanannya,” imbuhnya.
Dikatakan pula, untuk menjamin optimalisasi zero insiden pihaknya juga telah melakukan simulasi tanggap darurat sesuai dengan tingkatannya, mulai dari Tingkat lingkup kerja TBBM manggis sampai wilayah kerja MOR V.
“Oleh karena Zero insiden merupakan program pertamina pusat yang wajib diterapkan per wilayah kerja masing-masing, sehingga kita juga harus menjalakan program tersebut agar dapat menjamin keamanan kerja baik pada TBBM hingga depot per wilayah kerja masing-masing daerah. Karena dengan terjadinya zero insiden maka secara tidak langsung dapat menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap pertamina," ungkapnya. (MP-8)