Palu, Jurnalsulteng.com - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu, Asri mengatakan bahwa Pemkot Palu telah membentuk Komando Tanggap Darurat Bencana (TDB) yang akan bereaksi cepat bila ada bencana terjadi selama musin hujan yang sedang berlangsung.
"Itu merupakan tindak lanjut dari surat pernyataan tanggap darurat bencana Nomor 360/100/BPBD yang ditandatangai Wali Kota Palu, Hidayat pada 11 Oktober 2016," kata Asri di Palu, Minggu (16/10/2016).
Ia menjelaskan komposisi struktural dari tim itu yakni asisten pemerintahan dan kesra Setda Kota Palu sebagai komandan dan wakil komandan ada pada kepala pelaksana BPBD Palu.
Menurut Asri, surat tersebut merupakan hasil uji kaji cepat BPBD dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) teknis lingkup pemkot. yang menjadi dasar seluruh satuan untuk bekerja dalam pemulihan sarana dan prasarana bagi masyarakat yang terkena dampak banjir.
"Tim ini akan bekerja selama tujuh hari hingga 18 Oktober 2016, namun jika masih dirasa kurang, maka masa tanggap darurat diperpanjang sampai 7 hari berikutnya," ungkap Asri,
Musibah banjir di Kota Palu terjadi di delapan kelurahan meliputi Kecamatan Ulujadi seperti Kelurahan Watusampu, Tipo, Silae. Kecematan Tavaeli antara lain Kelurahan Baiya, Pantoloan dan Pantoloan Boya.
Selanjutnya Kecamatan Mantikulore di Kelurahan Tondo dan Kelurahan Layana Indah. Banjir yang terjadi mengakibatkatkan sebagian rumah masyarakat terendam air dan lumpur, serta kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan serta jaringan air.
"Ke depan bersama tim Komando TDB, akan bekerja membersihkan lumpur di rumah warga dan menyiapkan sarana air bersih. Kemudian memberikan bantuan logistik yang berasal dari belanja tidak terduga dalam APBD, serta permintaan bantuan beras di badan urusan logistic (Bulog)," katanya.
Sementara itu, para korban banjir di tiga Kelurahan di Kecamatan Tawaeli, Kota Palu, hingga Minggu sore masih terus membersihkan rumah, pekarangan dan jalan raya dari sisa-sisa air banjir yang bercampur lumpur.
Selain itu sejumlah alat berat juga dikerahkan pemerintah kota setempat untuk mengeruk Sungai Mangu yang menjadi sumber air penyebab banjir.
Sementara sejumlah bantuan berupa beras, makanan siap saji dan air mineral masih terus mengalir ke tiga titik bencana yang terjadi secara beruntun sejak Minggu pekan lalu.
Camat Tawaeli Zulkifli mengatakan pembersihan rumah penduduk dan sarana umum tersebut dilakukan secara gotong royong oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Sosial, Tagana dan masyarakat sekitar.
"Sampai Minggu malam ini tidak ada lagi kejadian menonjol," katanya.
Banjir disertai lumpur tersebut terjadi di tiga kelurahan yakni Kelurahan Baiya, Pantoloan Boya dan Pantoloan Induk.
Warg terdmapak banjir mencapai 120 kepala keluarga atau 555 jiwa dan puluhan rumah rusak, masing-masing di Kelurahan Baiya 43 kepala keluarga, 173 jiwa dan 14 rumah terendam. Di Kelurahan Pantoloan Boya sebanyak 49 kepala keluarga, 267 jiwa dan di Kelurahan Pantoloan Induk 28 kepala keluarga dan 115 jiwa.
"Tidak ada korban jiwa. Demikian halnya dengan fasilitas umum tidak ada yang rusak," katanya Zulkifli. (***)
Source; Antara