"Pemerintah Kota dan pemprov Maluku selama ini hanya melihat atau mengundang sangar-sanggar atau grup tarian tertentu saja saat ada kegiatan di kota Ambon, sedangkan masih generasi muda yang tergabung dalam sanggar dan grup tarian yang memiliki potensi bagus tidak pernah diperhatikan," ujarnya.
Menurutnya, festival yang digelar tersebut merupakan bentuk koreksi dan otokritik terhadap pemkot Ambon dan Pemprov Maluku yang kurang memberdayakan maupun memberikan ruang yang cukup kepada sanggar-sanggar seni maupun grup tari untuk berekspresi dan menunjukkan kemampuan mereka.
“Festival ini diharapkan menjadi wadah dan sarana bagi generasi muda menyalurkan bakat dan kemampuan mereka di bidang seni dan budaya. Festival Tarian Amboina ini merupakan event pertama yang digelar EO Walang Arika bekerja sama dengan Pemerintah Kota Ambon, khususnya Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Olahraga serta melibatkan pihak swasta,” ungkapnya.
Puturuhu menambahkan, festival melombakan dua kategori, yakni tarian tradisional dan tarian kontepoler (moderen), diikuti 18 peserta. Masing-masing sembilan peserta untuk lomba tarian tradisional dan kontemporer.
"Sebelumnya jumlah peserta yang mendaftar lebih dari 60 grup, tetapi berdasarkan hasil koordinasi dengan pemkot Ambon, jumlahnya terpaksa dibatasi hanya 18 peserta saja," tandasnya.
Dijelaskan Puturuh, tujuan event tersebut selain memeriahkan HUT Kota Ambon juga memberdayakan potensi, kreatifitas, hobi generasi muda Ambon mencintai tarian tradisional sehingga terus dilestarikan dan terkenal di tingkat nasional maupun internasional, di samping tarian kontemporer.
Semenara itu, Kadis Pariwisata, Kebudayaan dan Olahraga Kota Ambon, Hendrik Marijes Sopacua, menyatakan rasa bangga karena semakin banyak komponen masyarakat terlibat bersama memeriahkan HUT ibu kota provinsi Maluku, serta ikut menggerakkan dan mengembangkan seni dan budaya.
"Pemkot Ambon sangat membutuhkan dukungan dan partisipasi aktif berbagai komponen masyarakat untuk ikut mendukung program pengembangan Ambon, terutama membangun industri seni dan budaya di kota Ambon, sehingga menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan dalam dan luar negeri untuk datang berkunjung," katanya.
Menurutnya, nilai tradisi peninggalan masa lampau yang masih dipertahankan dan diwariskan masyarakat, khususnya generasi muda harus terus dilestarikan untuk memperkaya khazanah budaya dan pariwisata Indonesia, khususnya di Ambon.
"Festval ini akan dijadikan sebagai event tahunan. Diharapkan dari tahun ke tahun semakin diminati dan menjadi salah satu event besar dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat di Ambon untuk terlibat bersama-sama membangun berkreasi mengembangkan bakat dan talenta yang dimiliki, sekaligus menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya masyarakat di Kota Ambon," katanya. (MP-8)