"Belum ada perubahan karena masih seperti hari-hari biasa. Pokoknya transaksi relatif masih sepi," kata pemilik toko emas yang berlokasi di kawasan pertokoan Matahari Ambon Plaza, Dullah, Selasa (27/9).
Apalagi harga emas sekarang ini melonjak hingga Rp590.000/gram, sehingga membuat masyarakat enggan untuk membeli jenis logam mulia tersebut.
Dia mengemukakan, menjelang dan setelah perayaan Idul Fitri 1437 Hijriah transaksi jual beli cenderung meningkat. Namun, belakangan ini sudah kembali sepi.
"Kita sudah terbiasa dengan situasi ini karena berlangsung dari tahun ke tahun. Masyarakat yang menjual emas guna mendapatkan uang tunai menjelang perayaan Idul Fitri, Natal dan memasuki tahun baru," ujar Dullah.
Situasi ini sama dengan yang dialami pedagang pinggiran yang terlihat duduk-duduk saja di depan kas perhiasannya.
"Masih sepi, dari pagi hari belum ada orang yang datang menjual atau membeli emas," kata Rustam pedagang emas pinggiran yang mangkal di pertokoan Jalan Latuharihari.
Masyarakat yang datang umumnya hanya untuk memperbaiki perhiasan rusak.
"Hasil perbaikan lumayan juga sebab sekali solder harganya Rp20.000/titik, baik cincin, anting, giwang maupun kalung," ujar Rustam.
Sejak pagi hari beraktifitas dia sudah berhasil memperbaiki tiga titik mainan kalung dengan rejeki sebesar Rp60.000.
Ditanya terkait transaksi dengan masyarakat, dia menjelaskan, kalau ada yang menjual dalam bentuk utuh dibeli dengan harga Rp430.000/gram, selanjutnya dicuci dan dipajang lagi untuk dijual dengan harga Rp500.000/gram.
"Kalau emas yang sudah rusak seperti gelang, cincing dan kalung dilihat dahulu tingkat kerusakannya. Sekiranya hanya putus satu titik dibeli dengan harga Rp420.000/gram," ujarnya.
Ada juga emas yang sudah lama dipakai baru dijual lagi, lanjutnya, kita menawarkan harga berkisar Rp420.000 hingga Rp430.000/gram. (MP-3)