PETI Gunung Botak Manfaatkan Sianida Lampaui Ambang Toleransi

Ambon, Malukupost.com - Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di kawasan Gunung Botak, kabupaten Buru, provinsi Maluku yang memanfaatkan sianida ternyata telah melampaui ambang batas toleransi terdampak lingkungan. Pakar Kimia Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, DR. Justinus Male, M.Sc, di Ambon, Sabtu (8/9), mengatakan, ambang batas sianida terhadap lingkungan 0,5 persen, ternyata berdasarkan riset pada Agustus 2018 telah mencapai 6,54 persen.
Ambon, Malukupost.com - Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di kawasan Gunung Botak, kabupaten Buru, provinsi Maluku yang memanfaatkan sianida ternyata telah melampaui ambang batas toleransi terdampak lingkungan.

Pakar Kimia Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, DR. Justinus Male, M.Sc, di Ambon, Sabtu (8/9), mengatakan, ambang batas sianida terhadap lingkungan 0,5 persen, ternyata berdasarkan riset pada Agustus 2018 telah mencapai 6,54 persen.

"Jadi pemanfaatan sianida sejak PETI di kawasan Gunung Botak pada 2011 sangat berbahaya bagi kelanjutan hidup manusia, biota laut, ternak dan lainnya di kabupaten Buru," ujarnya.

Bahkan, dampaknya berdasarkan hasil riset ternyata ikan di peraian pulau Tiga, kecamatan Leihitu Barat, pulau Ambon, kabupaten Maluku Tengah telah terkontaminsasi bahan beracun sianida.

"Saya tidak mengetahui ikan di pasar Ambon itu berasal dari hasil tangkapan nelayan di Leihitu Barat ataukah tidak, tetapi hendaknya bila terlanjur membeli, maka jangan mengonsumsi bagian kepala, otak dan perut karena dikhawatirkan telah terkontaminisasi sianida," jelasnya.

Dia mengemukakan, sebenarnya telah melakukan riset sejak Juli 2012 terhadap pemanfaatan sianida dan merkuri untuk PETI di kawasan Gunung Botak.

"Saya ini peneliti yang independen, tetapi dengan PETI yang memanfaatkan sianida dan merkuri mengalir ke sungai Anahoni ke Teluk Kayeli, kabupaten Buru, maka mempengaruhi mangrove dan biota laut laut lainnya di sana," tambah Justinus.

Ancaman lainnya, dampak pemanfaatan merkuri untuk pengolahan emas yang limbahny mengalir ke sungai Anahoni, selanjutnya mengendap di dasar sungai.

Saya siap diperhadapkan dengan siapapun pakar kimia soal pemanfaatan sianida dan merkuri untuk PETI di kawasan Gnung Botak telah menjadi ancaman bagi warga kabupaten Buru maupun potensi sumber daya alam (SDA) di sana, terangnya.

"Waktu yang nantinya menjawab dampak dari pemanfaatan bahan berbahaya tersebut terhadap lingkungan maupun warga kabupaten Buru bila tidak ada kemauan dari pemerintah untuk menuntaskan PETI dengan memanfaatkan sianida dan merkuri," lanjutnya. (MP-3)

Subscribe to receive free email updates: