Kementerian LHK Belum Berikan Hasil Pengujian Tumpahan Avtur Di Ambon

Ambon, Malukupost.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) belum memberikan hasil pengujian laboratorium terhadap sampel tumpahan avtur ke Teluk Dalam Ambon dari instalasi pipa bawah tanah milik Pertamina Cabang Ambon di terminal transit bahan bakar minyak (BBM) di Wayame, Kota Ambon pada 15 Agustus 2018.
Ambon, Malukupost.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) belum memberikan hasil pengujian laboratorium terhadap sampel tumpahan avtur ke Teluk Dalam Ambon dari instalasi pipa bawah tanah milik Pertamina Cabang Ambon di terminal transit bahan bakar minyak (BBM) di Wayame, Kota Ambon pada 15 Agustus 2018.

"Kami masih menunggu hasil pengujian laboratorium tersebut untuk menyampaikan kepada masyarakat dampak dari tumpahan avtur tersebut sehingga tidak meresahkan," kata Kadis Lingkungan Hidup Maluku, Vera Tomasoa, dikonfirmasi, Jumat (7/9).

Dia mengemukakan, PT. Pertamina telah meminta hasil pengujian laboratorium sampel avtur itu Kemenlhk dan menjadwalkan melaksanakan rapat koordinasi hari ini(Jumat), hanya saja ditangguhkan.

"Pastinya, kami akan menerima hasil pengujian laboratorium itu dari Kemenlhk karena harus mempresentasikannya juga ke DPRD Maluku maupun pihak berkompoten lainnya," ujar Vera.

Dia juga mengakui, menerima sejumlah foto yang dikirim warga Wayame terkait matinya beberapa ekor ikan di kawasan perairan terminal transit BBM setempat.

"Jadi memastikan kematian beberapa ekor ikan itu akibat pencemaran avtur yang tumpah ke Teluk Dalam Ambon sangatah tergantung dari hasil pengujian laboratorium Kemenlhk," kata Vera.

Dia belum bisa memastikan merembesnya avtur puluhan ton ke laut telah mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan.

Tim yang nantinya mempresentasikan hasil pengujia laboratorium dan PT. Pertamina harus bertanggung jawab terhadap masalah tersebut.

"Kami akan memanggil PT. Pertamina untuk menjelaskan alasan sehingga terjadi kebocoran sehingga avtur merembes ke laut, pastinya BUMN ini harus bertanggung jawab atas terjadinya insiden tersebut," kata Vera.

Sedangkan, Unit Manager Communication dan CSR PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Regional VIII, Eko Kristiawan, mengemukakan, telah dilakukan investigasi untuk mengetahui penyebab kejadian tumpahan minyak di terminal transit BBM, Wayame.

"Telah terjadi passing akibat pengeringan valve di jalur pipa intertank avtur yang menyebabkan terjadinya genangan minyak, tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama," katanya.

Ia menjelaskan, tanki 07 avtur tersebut sebenarnya dalam posisi "off" karena sementara berlangsung pekerjaan pembersihan tanki.

Setelah diketahui terjadinya genangan minyak, langsung diambil langkah penanggulangan agar minyak tersebut tidak keluar lagi.

Genangan minyak yang terjadi telah disedot dengan Vacuum truck dan ditrasfer ke mobil tangki. Sementara di jalur air keluar dari terminal BBM, juga telah dilakukan penanganan dengan oil spill dispersant.

"Yang pasti saat ini kita telah melakukan penyelidikan agar dapat diketahui dengan pasti penyebabnya," tandas Eko. (MP-6)

Subscribe to receive free email updates: