"Kami tersentuh hati terhadap tragedi kemanusiaan yang melanda sesama anak bangsa Indonesia sehingga mengonsolidasi bantuan untuk dikirim ke Lombok," kata Wakil Ketua MUI Maluku, Abidin Wakanno, di Ambon, Selasa (7/8).
Bantuan kemanusiaan ini diyakininya tidak hanya dari umat Islam, tetapi umat beragama lainnya di Maluku sebagai cerminan jalinan keharmonisan antarumat beragama sebagai warisan leluhur yang terpanggil untuk membantu sesama anak bangsa Indonesia.
"Saya optimistis bantuan tersebut digalakkan dan pada waktunya disampaikan kepada pihak bertanggungjawab di Lombok," ujar Abidin.
Dia optimistis Pemprov Maluku maupun Pemkab/Pemkot juga akan menggalang bantuan untuk membantu para korban gempa Lombok sebagaimana di Aceh atau penyakit campak dan giri buruk di Asmat, Papua.
"Bencana alam di Lombok itu menyentuh hati berbagai pihak internasional, termasuk PBB sehingga sebagai sesama saudara sebangsa harus memiliki kepedulian sosial untuk membantu," kata Abidin.
Dia juga memandang perlu bantuan secara fisik itu didukung dengan doa agar para korban di Lombok, termasuk Bali diberi kekuatan dan ketabahan untuk menjalani gempa tektonik beruntung, menyusul pada 29 Juli 2018 berkekuatan 6,4 SR.
"MUI telah mengimbau umat Islam di Maluku agar tiada hentinya mendoakan para korban gempa Lombok sambil meminta dari Allah SWT agar terhindar dari bencana alam tersebut berskala besar karena daerah ini termasuk rawan gempa di Indonesia," tandas Abidin.
Data BMKG Ambon, Provinsi Maluku merupakan salah satu daerah rawan gempa dan berpotensi tsunami, sebab terletak pada pertemuan tiga lempeng besar yakni Pasifik, Indo Australia, dan Eurasia.
Daerah di Maluku yang rawan gempa di antaranya Pulau Seram, Ambon, Buru, Kei, Aru, Banda dan Tanimbar.
Pernah terjadi gempa pada 1 Februari 1938 di Pulau Banda, Kabupaten Maluku Tengah berkekuatan 8,5 SR sehingga menyebabkan tsunami setinggi 1,5 meter. Peristiwa ini tidak menimbulkan korban jiwa. (MP-3)